Pada tahun 1937 Henschel & Sohn sebetulnya sudah mulai merancang heavy tank bagi pasukan lapisa baja Jerman, namun heavy tank ini hanya berupa prototype saja dan dilengkapi dengan turret. Setahun kemudian kembali dibuat prototype heavy tank, namun tidak dilanjutkan karena produksi tank Jerman dipusatkan pada pembuatan medium tank Panzer III dan Panzer IV. Dalam Battle of France tank-tank Jerman memang kesulitan menghadapi tank-tank Perancis dan Inggris yang memiliki lapisan baja tebal seperti Somua S-35, Char B1, atau Matilda I dan Matilda II. Namun Jerman menggunakan taktik pertempuran yang lebih bagus daripada Inggris dan Perancis sehingga tank-tank tersebut tetap dapat dilumpuhkan oleh pasukan Jerman.
Pada bulan Mei 1941 pimpinan militer Jerman meminta Henschel dan Porsche untuk merancang sebuah tank baru dengan bobot sekitar 45 ton dan dipersenjatai dengan meriam kaliber 75mm atau 88m. Sebulan kemudian Jerman melancarkan Operation Barbarossa, invasi ke Uni Soviet. Pasukan tank Jerman kaget ketika menghadapi tank-tank T-34 dan KV-1 Rusia yang sulit dilumpuhkan oleh meriam kaliber 50mm milik Panzer III atau meriam kaliber 75mm milik Panzer IV. Hanya meriam kaliber 88m yang bisa dikatakan mampu melumpuhkan heavy tank KV-1 milik Rusia sehingga diputuskan tank baru Jerman harus dipersenjatai dengan meriam tersebut.
Henschel dan Porsche kemudian membuat prototype heavy tank pada tahun 1942. Kedua prototype tersebut sama-sama menggunakan turret buatan Krupp dan dipersenjatai dengan meriam KwK 36 kaliber 88m. Selanjutnya kedua prorotype tersebut diperlihatkan kepada Adolf Hitler.
Pada awalnya prototype tank buatan Porsche sempat terpilih menjadi heavy tank baru Jerman tersebut, namun karena desainnya yang sepintas mirip T-34 maka dikhawatirkan akan menimbulkan banyak insiden friendly fire di lapangan. Selain itu tank buatan Porsche banyak menggunakan tembaga, padahal tembaga sangat dibutuhkan untuk membuat persenjataan lainnya. Oleh karena itu maka akhirnya desain tank Henschel yang terpilih untuk diproduksi secara massal dan diberi designasi PanzerKampfwagen VI Tiger I.
tiger (P) porsche
Porsche sendiri sebetulnya sudah memproduksi 100 unit chassis untuk heavy tank tersebut. Tidak mau terbuang sia-sia, akhirnya 91 unit chassis tank tersebut dikonversi menjadi heavy tank destroyer Ferdinand (diambil dari nama Ferdinand Porsche) yang dipersenjatai dengan meriam kaliber 88mm. Tank destroyer ini kemudian digunakan dalam Battle of Kursk tahun 1943, namun banyak yang berhasil dilumpuhkan pasukan Rusia atau mengalami kerusakan teknis. Ferdinand yang tersisa kemudian dimodifikasi dan ditingkatkan kemampuannya menjadi Elefant. Nama Elefant sendiri diberikan langsung oleh Adolf Hitler pada tahun 1944. Hampir seluruh Ferdinand dan Elefant digunakan dalam pertempuran di front Eropa Timur, terakhir kali digunakan dalam Battle of Berlin tahun 1945.
elefant/ferdinand tank destroyer
tampak belakang tiger(p)
Persenjataan utama Tiger I adalah meriam KwK 36 kaliber 88mm. Meriam ini memiliki muzzle velocity sampai 940 meter/detik dan dengan amunisi tipe APCBC mampu menembus lapisan baja setebal 91mm dari jarak 1,5 km. Dengan meriam tersebut maka sudah menjadi hal yang biasa jika Tiger I mampu melumpuhkan tank Sekutu dari jarak 1-1,5 km. Sementara tank-tank pasukan Sekutu harus bertempur dari jarak dekat untuk mampu melumpuhkan Tiger I. Hanya meriam 17 pdr milik Inggris yang secara teoritis mampu menembus lapisan baja Tiger I secara frontal dari jarak 1 km.
Walaupun secara teknis unggul dari tank-tank pasukan Sekutu, bukan berarti Tiger I juga tidak memiliki kelemahan secara teknis. Karena bobotnya yang berat, tank ini terhitung lamban dan tidak lincah. Biaya produksinya juga terhitung mahal di mana biaya produksi satu unit Tiger I sama dengan biaya produksi dua unit medium tank Panzer IV atau empat unit assault gun StuG III. Suspensi Tiger I yang menggunakan overlapping road wheels juga membutuhkan perawatan ekstra, terutama di daerah berlumpur atau bersalju.
Tiger I pertama kali digunakan dalam pertempuran di Leningrad pada tanggal 23 September 1942. Atas perintah Hitler, tank-tank ini langsung diterjunkan di medan pertempuran walaupun sebetulnya pada saat itu Tiger I sebetulnya masih berada dalam tahap pengembangan. Sebagai akibatnya banyak Tiger I yang mengalami kerusakan teknis atau dilumpuhkan oleh meriam anti tank Rusia. Tank ini sebetulnya sangat ideal untuk pertempuran di medan yang luas dan datar seperti dalam pertempuran di Afrika Utara. Namun karena jumlahnya yang terbatas hanya ada satu unit pasukan dengan Tiger I yang diterjunkan dalam pertempuran di Afrika Utara dan Tunisia, yaitu 501st Heavy Panzer Battalion.
Dalam struktur organisasi pasukan lapis baja Jerman, tank Tiger I tidak berada dalam satu divisi khusus lapis baja tetapi dalam separate heavy tank battalion. Hanya beberapa divisi lapis baja SS yang memiliki unit pasukan Tiger I dalam komando mereka. Karena terhitung lamban dan tidak lincah, maka biasanya setiap batalyon tank Tiger I memiliki satu kompi tank Panzer III yang bertugas melindungi konvoi heavy tank ini. Namun kompi tank Panzer III ini dihapus pada tahun 1943.
Keunggulan teknis Tiger I banyak dimanfaatkan untuk melumpuhkan tank-tank Sekutu dari jarak jauh. Oleh karena itu tidak heran jika banyak komandan tank Tiger I yang menjadi panzer ace dengan rekor 100 kills. Beberapa komandan tank Tiger I yang menjadi panzer ace antara lain Kurt Knispel (168 kills), Walter Schroif (161 kills), Otto Carius (150 kills), Johannes Bolter (139 kills), dan tentu saja Michael Wittman (138 kills). Walaupun tidak mencapai 100 kills, tetapi Franz Staudegger adalah salah satu panzer ace yang juga tidak bisa dilupakan. Dalam Battle of Kurks ia berhasil menghancurkan 22 tank Rusia hanya dalam satu hari sehingga ia kemudian menjadi awak tank Tiger I pertama yang dianugerahi Knight`s Cross oleh Adolf Hitler.
Pada awalnya pasukan Sekutu bisa dikatakan sama sekali tidak siap menghadapi Tiger I, namun akhirnya persenjataan anti tank pasukan Sekutu bisa melumpuhkan tank-tank ini. Rusia menggunakan heavy tank IS-2 dan assault gun SU-152, Ingggris memiliki meriam 17 pdr, dan Amerika Serikat akhirnya menggunakan tank destroyer M36 Jackson dan heavy tank M26 Pershing yang dipersenjatai dengan meriam kaliber 90mm. Produksi Tiger I dihentikan pada tahun 1944 dan selanjutnya digantikan oleh Tiger II, walaupun Tiger I terus digunakan hingga Perang Dunia II berakhir.
PanzerKampfwagen VI Tiger I Ausf.E Heavy Tank
Crew : 5
Armament : 1 x 88mm KwK 36 L/56 gun (92 rounds), 2 x 7.92mm MG34 machine guns (4,800 rounds)
Length : 8.45 m (with gun), 6.31 m (hull)
Width : 3.70 m
Height : 3.00 m
Combat weight : 56,900 kg
Engine : 1 x 690 hp Maybach HL230 P45 petrol engine
Maximum road speed : 38 km/h
Range : 110 km
ember:kaskus.co.id