Minggu, 02 November 2014

PanzerKampfwagen V Panther Medium Tank

Ketika Jerman melancarkan Operation Barbarossa pada bulan Juni 1941, kekuatan utama pasukan tank Jerman adalah medium tank Panzer III dan Panzer IV. Sebagian besar Panzer III yang digunakan dalam operasi tersebut dipersenjatai dengan low velocity gun KwK 38 kaliber 50mm, sementara Panzer IV yang berfungsi sebagai fire support tank dipersenjatai dengan meriam laras pendek KwK 37 L/24 kaliber 75mm. 

Pada awalnya tank-tank Jerman tersebut mampu menghancurkan pasukan tank Rusia, apalagi gerak maju pasukan tank Jerman mendapat dukungan penuh dari Angkatan Udara Jerman. Namun pasukan tank Jerman mengalami kesulitan ketika harus berhadapan dengan heavy tank KV-1 dan medium tank T-34 milik Rusia. Untuk menghadapi tank-tank Rusia tersebut maka kemudian meriam KwK 38 pada tank Panzer III diganti dengan KwK 39 yang juga berkaliber 50mm, sementara meriam laras pendek KwK 37 L/24 pada Panzer IV diganti dengan meriam KwK 40 L/43. Penggantian persenjataan tersebut memang sedikit meningkatkan kemampuan tempur Panzer III dan Panzer IV, namun lapisan baja kedua tank tersebut hampir tidak mungkin untuk ditingkatkan sehingga pimpinan militer Jerman memutuskan untuk membuat tank baru guna menghadapi tank T-34 milik Rusia.

Tank baru Jerman tersebut mulai dikembangkan pada awal tahun 1942. Pada awalnya ada dua desain tank yang diajukan kepada Hitler, masing-masing dirancang oleh Daimler Benz dan MAN. Rancangan tank dari MAN yang akhirnya terpilih untuk memasuki tahap produksi dengan designasi Panzer V Panther. Tank ini diproduksi sebanyak lebih dari 6.000 unit dalam berbagai varian dari tahun 1942 sampai dengan tahun 1945. Pada tahun 1946 dibuat lagi sebanyak 9 unit tank Panther yang kemudian digunakan untuk keperluan uji coba oleh pasukan Inggris.

Desain tank Panther sendiri sudah menggunakan slopped armor seperti T-34. Tank dengan lima orang awak ini dilindungi oleh lapisan baja sampai setebal 120mm. Sebagai persenjataan utama tank Panther adalah meriam high velocity KwK 42 L/70 kaliber 75mm. Walaupun hanya berkaliber 75mm, namun meriam ini memiliki muzzle velocity yang lebih baik dibandingkan dengan meriam KwK 36 L/56 kaliber 88 yang merupakan persenjataan utama heavy tank Tiger I. KwK 42 L/70 memiliki muzzle veolcity 1.120 meter /detik dan mampu menembus lapisan baja setebal 106mm dari jarak 2 km. Sementara KwK 36 L/56 hanya memiliki muzzle velocity 800 meter/detik dengan kemampuan menembus lapisan baja setebal 83mm dari jarak 2 km. Oleh karena itu maka Panther memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi tank-tank musuh dibandingkan dengan Tiger I.

Debut pertempuran tank ini terjadi dalam Battle of Kursk pada bulan Juli 1943. Walaupun banyak tank Panther yang sebetulnya belum siap tempur, namun atas perintah Hitler maka kemudian sebanyak 200 unit tank Panther digunakan dalam pertempuran tersebut. Banyak tank Panther yang berhasil dilumpuhkan oleh pasukan Rusia atau mengalami kerusakan teknis dan pada akhir pertempuran hanya tersisa 9 unit Panther yang bisa digunakan secara operasional. Namun tank-tank Panther Jerman berhasil menghancurkan 267 unit tank Rusia dalam pertempuran tersebut.

Salah satu keunggulan tank Panther dibandingkan tank-tank Rusia adalah meriam KwK 42 L/70 yang merupakan high velocity gun sehingga mampu menghancurkan tank-tank Rusia dari jarak jauh. Lapisan baja Panther juga secara frontal mampu bertahan dari tembakan meriam kaliber 76,2mm yang merupakan persenjataan utama tank T-34/76. Kemunculan tank Panther kemudian mendorong Rusia untuk memproduksi varian T-34/85 dengan persenjataan meriam kaliber 85mm, walaupun secara frontal meriam ini masih tidak sanggup menembus lapisan baja tank Panther. Merasa T-34/85 masih tidak cukup untuk menghadapi Panther, Rusia kemudian membuat tank destroyer SU-100 dan heavy tank IS-2 Stalin.

Walaupun secara teknis unggul dari tank-tank Sekutu, namun Jerman pada saat itu kekurangan bahan bakar untuk tank-tank mereka. Kekurangan bahan bakar ini juga mengakibatkan awak tank Jerman kurang mendapatkan latihan memadai, sementara mereka membutuhkan banyak awak tank untuk pertempuran di front Rusia dan Eropa Barat. Hal ini ditambah dengan serangan udara Sekutu yang hampir tidak mendapatkan perlawanan dari Angkatan Udara Jerman. Serangan udara Sekutu sebetulnya tidak banyak menghancurkan tank-tank Jerman, namun banyak menghancurkan jalur pengiriman logistik bagi pasukan tank Jerman. Hal ini mengakibatkan pasukan tank Jerman harus bertempur dengan awak yang tidak terlatih dengan kekurangan bahan bakar, amunisi, dan suku cadang.

Setelah pertempuran Normandia, Panther masih digunakan dalam jumlah besar dalam Battle of The Bulge pada bulan Desember 1944. Namun memasuki tahun 1945 hampir seluruh Panther yang ada ditarik ke front Eropa Timur untuk menghadapi serangan besar-besaran pasukan Rusia. Walaupun sempat menjadi mimpi buruk dan lawan yang cukup berat bagi pasukan tank Sekutu, namun kehadiran tank Panther tidak mampu menolong Jerman dari kekalahan dalam Perang Dunia II.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Perancis dan Rumania menggunakan tank Panther sampai dengan tahun 1950. Dari hasil mempelajari meriam KwK 42 L/70 yang digunakan pada tank Panther, Perancis berhasil membuat meriam CN75-50 yang kemudian digunakan sebagai persenjataan tank ringan AMX-13. Meriam tersebut juga digunakan Israel pada modifikasi tank Sherman menjadi M50 Super Sherman.




PanzerKampfwagen V Panther Ausf G Medium Tank
Crew : 5 (driver, radio operator/machine gunner, commander, gunner, loader)
Armament : 1 x 75mm KwK 42 L/70 gun (82 rounds), 2 x MG34 machine guns (5,100 rounds)
Length : 6.68 m
Width : 3.30 m
Height : 2.95 m
Combat weight : 44,800 kg
Engine : 1 x 700 hp Maybach HL 230 P 30 V-12 petrol engine
Maximum road speed : 46 km/h 
Range : 177 km
ember:kaskus.co.id

0 komentar: